JAKARTA (Pos Kota)- Dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia akan diserbu produk pertanian hasil rekayasa genetika (bioteknologi) asal China dan sejumlah negara berkembang lainnya seperti Vietnam, Pakistan dan Bangladesh. Pasalnya, saat ini mereka tengah mengembangkan jenis produk pertanian tersebut secara besar-besaran.
“Tahun 2009 saja China telah mengeluarkan sertifikat keamanan hayati (biosafety) untuk padi biotek tahan hama dan jagung pitase untuk mengantisipasi perkembangan tersebut,” kata Ketua Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia (PBTI) Bambang Purwantara, Rabu (3/3).
Ini merupakan ancaman serius bagi produk pertanian Indonesia pasca perjanjian perdagangan bebas Asean-China (ACFTA) awal 2010.
Padi, menurut Bambang, merupakan tanaman pangan paling penting secara global karena memberi makan setengah dari seluruh umat manusia. Sedangkan jagung adalah tanaman pakan ternak paling penting di dunia.
Setelah pemberlakuan perdagangan bebas Asean-China maka produk bioteknologi China akan mudah masuk ke Indonesia yang berarti ancaman besar bagi pertanian Indonesia.
China hanyalah satu dari 16 negara berkembang yang menanam tanaman biotek pada 2009. Dan pertumbuhan areal tanaman biotek meningkat 13% atau 7 juta hektar lebih tinggi dibanding di negara-negara maju yang hanya 3 persen atau 2 juta hektar.
(faisal/sir)