Keraguan Terhadap Makanan Halal di Belanda

Makanan halal berkembang pesat di Eropa juga di Belanda. Bisnis tersebut meluas setelah jaringan supermarket di negara-negara Eropa dan juga di Belanda semakin meningkatkan usahanya di sektor itu.

Untuk dasawarsa berikutnya bisnis makanan halal di Eropa diramalkan akan mengalami peningkatan 20 hingga 25 persen.

Makanan halal di Eropa saat ini bernilai sekitar 66 milyar dolar termasuk di antaranya adalah daging, makanan segar dan makanan dalam kemasan. Mengapa makanan halal semakin diminati oleh warga Eropa? Apakah semakin banyak penganut muslim di benua ini? Menurut Direktur Umum Total Quality Halal Correct Certification, salah satu lembaga yang mengeluarkan sertifikat halal di Belanda, B Ali-Salah.

Ali Salah: Tentu saja makanan halal melonjak di Eropa dan Belanda karena semakin banyak orang yang memeluk agama islam. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran kaum muslim di Eropa. Jadi kaum muslim sekarang lebih berhati-hati dengan halal dan mereka lebih memperhatikan dibanding dulu. Jadi kesadaran dan jumlah kaum muslim menurut kami merupakan perkembangan yang sangat baik.

Dibanding dahulu, penduduk beragama muslim di Eropa kini mencapai sepuluh persen di tiap negara. Makanya makanan halal merupakan pasar yang sangat menarik untuk dikembangkan di Belanda dan Eropa. Untuk itu perlu dikembangkan pula sistem pengawasan yang lebih ketat di Eropa agar makanan halal tersebut memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.

Banyak supermarket di Belanda yang mulai menyediakan tempat khusus untuk daging halal. Namun apakah itu memang benar-benar halal, maka harus ditentukan oleh lembaga independen yang khusus mengeluarkan sertifikasi halal tersebut. Salah satu organisasi adalah Halal Correct, tugasnya mengirim inspektur dan memberikan sertifikasi.

Kerjasama MUI

Yayasannya juga bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI menugaskan organisasinya untuk mengecek daging-daging yang diimpor ke Indonesia, karena MUI sendiri tidak bisa mengirimkan orangnya ke Eropa untuk mengecek daging yang diproses di Belanda misalnya.

Ali Salah: MUI mengontrol seluruh kwalitas dari makanan halal yang masuk ke Indonesia dan itu berarti makanan tidak dapat begitu saja masuk ke Indonesia. Dan karena mereka tidak dapat berada di Eropa maka mereka bekerjasama dengan sekitar empat organisasi di Eropa di antaranya dengan Halal Correct. Dan itu tidak langsung terjadi. Kami harus mengirim orang kami ke Indonesia dan musti dididik di sana.

Kerjasama dengan organisasi di luar Indonesia tersebut harus diuji setiap dua tahunnya. Menurut Ali Salah MUI menerapkan syarat yang terketat dibanding organisasi dari negara-negara islam lainnya misalnya Malaysia dan bahkan negara-negara Arab lainnya. MUI menurut Ali Salah sangat tegas terhadap kontrol tersebut. Dan hal itu menurut Ali Salah harus diikuti oleh organisasi-organisasi sertifikasi lainnya.

Hal itu memang pantas saja. Karena menurut Ali Salah, industri pengolahan daging di Belanda belumlah halal seperti yang digembar-gemborkan selama ini.

Ali Salah: Ya memang benar, industri pengolahan daging di Belanda tidak selalu halal. Saya juga ingin memberi tahu kepada masyarakat muslim Indonesia di Belanda agar lebih berhati-hati dan jangan makan daging yang tidak ada tanda sertifikasinya. Halal tidak selamanya benar-benar halal di Belanda.

Menurutnya persyaratan halal bagi daging adalah daging yang sehat dan dapat dikonsumsi oleh manusia serta daging tersebut disembelih dengan ritual agama islam dan dikontrol. Untuk makanan lainnya maka bahan-bahannya juga harus diperhatikan menurut hukum islam.

Benarkah halal?
Menurut Ali Salah tidak semua makanan terutama daging di Belanda yang benar-benar halal. "Tidak semua supermarket di Belanda menjual produk yang mereka katakan halal. Karena kadang produk yang dijual di supermarket disertifikasi oleh pemasoknya. Itu tidak benar. Sertifikasi seharusnya dilakukan oleh lembaga independen. Supermarket di Belanda tidaklah terlalu memperhatikan hal itu"

Kecurigaan akan apakah makanan yang dijual benar-benar halal juga mempengaruhi, Muhamad Ali Ahmad, dari PPME (Persatuan Pelajar Muslim Eropa) di Amsterdam Belanda. Ia mengatakan tidak akan membeli makanan di supermarket kalau tidak benar-benar yakin bahwa itu adalah makanan halal.

Ali Ahmad: Saya senantiasa beli ke tempat-tempat yang disembelih, yang jelas bahwa sembelihannya itu adalah sembelihan secara halal. Dan itu adalah kewajiban umat muslim untuk mencari sembelihan yang halal. Saya belum tahu sejauh mana mereka mengkonsumsikan yang halal. Tapi kalau memang ada saya akan beli kesana.

Lalu apa sebetulnya definisi halal sendiri menurut agama islam. Menurut Muhamad Ali Ahmad yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Ali Ahmad: Setiap makanan yang tidak mengandung larangan-larangan dalam agama. Ada persyaratan bahwa makanan itu sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah. Ada tertulis di situ artinya kalau halal ya harus benar-benar halal .Bukan menulis halal kemudian tidak sesuai dengan artinya.

Ali Salah sebagai ketua organisasi sertifikat memberi contoh bahwa di Indonesia tidak hanya melihat bagaimana menyembelih binatang. Namun halal di Indonesia juga ke makanan lainnya. Ia berangan-angan kalau saja Belanda mengikuti jejak Indonesia soal halal tersebut.

Ali Salah: Di Indonesia tidak hanya melihat jenis binatang dan bagaimana binatang itu disembelih. Mereka juga melihat bahan-bahan lainnya, dan melihat bagaimana bahan tersebut dibuat. Misalnya saja gula. Di seluruh dunia, gula dianggap sebagai barang halal. Namun di Indonesia tidak. Di Indonesia dilihat apakah ada unsur binatang terlarang di dalam gula tersebut.

Nah apakah halal atau tidak, yang jelas Belanda dan negara Eropa lainnya semakin melirik sektor makanan khusus untuk kaum muslim tersebut. Namun apakah kwalitas halal benar-benar bisa dipertanggungjawabkan di Eropa? Hal itu masih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk membuktikannya.

http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/keraguan-terhadap-makanan-halal-di-belanda

. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Tinggalkan Komentar