Peluang Untuk Pensiunan: Jadilah Penulis!

Masa pensiun biasanya diidentikkan dengan masa purna bhakti, yang bermakna selesainya kegiatan berkarya. Tapi ternyata, pandangan itu sangat keliru, karena justru banyak orang yang tidak mau menjalani masa pensiun dengan ‘tanpa berkarya’. Banyak pensiunan yang dulu mengangankan akan menikmati hidup dengan cara ‘ongkang-ongkang’ kaki, tanpa bekerja. Itulah sebabnya banyak pegawai di masa mudanya berusaha keras mendapatkan kepastian pada masa pensiun, seperti PNS. Namun ketika masa pensiun tiba, hmmm, ternyata diam itu sama sekali tidak nikmat.
Nah, banyak pensiunan yang bingung mau melakukan apa ketika memasuki masa itu. Perusahaan besar biasanya menyiapkan calon pensiunannya dengan berbagai pelatihan. Mereka menyebutnya sebagai MPP (masa persiapan pensiun) selama sekitar 2 tahun. Pada masa itu berbagai pelatihan diberikan kepada mereka, sesuai minat. Yang dalam 10 tahun terakhir marak adalah keterampilan kewirausahaan. Hampir semua perusahaan besar pasti sudah pernah memberikan pembekalan kewirausahaan kepada calon pensiunannya.

Apa yang terjadi setelah pensiun, terhadap mereka yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan? Sayang sekali, banyak diantara mereka yang bangkrut! Risiko wirausaha memang tinggi. Hanya mereka yang tahan banting dan tidak cengeng, yang bisa melewati berbagai rintangan bisnis. Masalahnya, energi para pensiunan sebagian besar sudah berkurang. Sulit mengharapkan mereka menjadi tahan banting dan tidak cengeng di usia senja. Wirausaha tidak mengenal usia. Mau muda atau tua, wirausaha mengharuskan pelakunya untuk gigih, penuh semangat/antusiasme, pantang menyerah, yakin dan fokus.

Jadilah Penulis
Sebenarnya masih banyak peluang lain buat pensiunan di luar wirausaha, yang risikonya lebih kecil. Investasi misalnya. Risikonya hanya modal, bukan pikiran, tenaga dan waktu. Atau menjadi pengajar dan konsultan. Dua bidang ini relatif kecil risikonya. Salah satu yang menjadi sorotan saya adalah peluang menjadi penulis. Pensiunan punya modal yang sangat lengkap, jika mau terjun sebagai penulis.
Modal jadi penulis.
Waktu! Pensiunan punya waktu yang sangat luang. Bukan rahasia jika banyak penulis pemula yang menyalahkan waktu sebagai penyebab gagalnya mereka menulis. Buat pensiunan, alasan itu tidak relevan lagi. Waktu mereka sangat luang dan longgar, sehingga seharusnya bisa menulis.
Pengalaman! Yakinlah, pengalaman para pensiunan sudah menggunung. Usia 50, 60, 70 tahun, pasti sudah mendapatkan berbagai asam garam kehidupan. Pengalaman ini menjadi modal yang sangat bagus untuk dituliskan dan dibagi kepada orang lain.
Skill! Sebagian besar pensiunan pasti punya keterampilan sesuai bidang kerjanya. Keterampilan selama puluhan tahun, tentu lebih bernilai dibanding keterampilan yang baru setahun dua tahun. Ini menjadi modal besar sebagai bahan tulisan.

Nah, tinggal mencari jalan agar berbagai modal itu bisa dimanfaatkan dengan baik. Soal peluang, tak perlu diragukan lagi. Media massa setiap hari membutuhkan tulisan dari orang luar, selain wartawannya. Penerbitan setiap bulan memerlukan naskah yang jumlahnya selalu meningkat. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Jangan sampai setelah pensiun, sudah MPP dan mendapatkan pelatihan dari perusahaan, tapi malah mengalami MPP yang lain, yaitu mati pelan-pelan…
Semoga tidak. Dan ingat, menulis itu tidak ada masa pensiunnya!

This entry was posted in ,. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Tinggalkan Komentar