Ini Jenis Usaha yang Cocok di Masa Tua


//images.detik.com/content/2014/02/28/480/102348_rupiahagain.jpeg

Jakarta - Sudah atau segera pensiun tapi masih ingin menghasilkan uang? Dengan sedikit kreatifitas, Anda bisa kembali membuat 'mesin uang' yang produktif. Ada berbagai pilihan bisnis/ peluang usaha yang bisa Anda geluti saat pensiun.

Banyaknya pilihan bisnis terkadang sering kali membuat kita bimbang dalam menentukan mana yang cocok. Karakteristik pilihan usaha yang cocok bagi para pensiunan adalah sektor usaha yang tidak berisiko tinggi agar masa tua pensiunan tidak berfikir terlalu keras.

Kemudian mudah dioperasikan mengingat kesehatan dan stamina pensiunan sudah tidak seaktif dulu saat masih menjadi karyawan.

Yang paling penting adalah sektor usaha yang sesuai dengan hobi ataupun keahlian Anda akan menjadi nilai tambah, bisnis tersebut bisa membuat Anda lebih enjoy dalam menjalankannya.

Berikut ini 4 bisnis yang mungkin Andi bisa coba saat masuk masa pensiun seperti dikutip detikFinance dari berbagai sumber, Kamis (27/02/2014).

Bisnis di sektor Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

//images.detik.com/content/2014/02/28/480/102429_sapidikhy.jpg
Sektor ini merupakan pilihan bisnis yang sangat tepat bagi para pensiunan. Sektor pertanian, perkebunan dan peternakan biasanya disenangi sebagian besar orang tua. Terlebih kebutuhan akan hasil pertanian dan peternakan sangatlah besar, sementara produsen yang ada belum menyerapnya secara maksimal.

Contoh: Bisnis peternakan ayam kampung, beternak lele atau ayam kate, membudidayakan ikan hias, bisnis makanan organik, bisnis tanaman hias.

Bisnis di Sektor Properti

//images.detik.com/content/2014/02/28/480/102526_rumah1luar.jpg
Pilihan lain yang cocok bagi pensiunan adalah bidang property. Bisnis ini merupakan salah satu dari kebutuhan yang diperlukan oleh banyak orang dan enaknya lagi, Anda dapat menjalankannya dengan santai dari rumah saja. Investasi properti tidak ada ruginya, karena nilai jualnya selalu meningkat setiap tahun. Atau berbisnis kost-kostan dirumah atau lahan kosong yang Anda miliki juga sangat berpeluang, apalagi lokasinya di daerah kampus dan perkantoran pasti akan banyak yang membutuhkannya.

Contoh: Bisnis Kontrakan/Guest house, Bisnis Kost-kostan, Lahan yang Anda punya bisa dijadikan tempat penitipan kendaraan bermotor.

Bisnis di Sektor Sarana Transportasi

//images.detik.com/content/2014/02/28/480/102556_mobilcontent.jpg
Sarana transportasi sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat dewasa ini. Membuka bisnis sarana transportasi juga merupakan pilihan bisnis yang menjanjikan bagi pensiunan. Sama seperti bisnis properti, bisnis ini pun dapat Anda jalankan dari rumah saja.

Contoh: Bisnis jasa antar jemput anak sekolah, bisnis penyewaan mobil, motor, sepeda maupun bus.

Bisnis yang Sesuai dengan Hobi Anda

//images.detik.com/content/2014/02/28/480/102930_twitter.jpg
Tentunya bisnis ini akan Anda jalankan dengan hati senang karena bisnis jenis ini sesuai dengan hobi Anda. Misalnya Anda senang menulis, Anda bisa mencoba menulis buku atau jika Anda hobi membaca dan mempunyai koleksi buku yang lumayan banyak, Anda bisa memulai bisnis membuka taman bacaan.

Resign dari Orang Kantoran, Taufan Sukses Bisnis Microfinance

//images.detik.com/content/2014/02/21/480/065821_taufan.jpg
Jakarta -Hampir setiap sarjana pasti membayangkan bakal bekerja di perusahaan terkemuka, khususnya yang berembel-embel multinasional. Hal itu juga yang sudah dilakukan oleh Andi Taufan Garuda Putra selepas lulus dari jurusan Manajemen Bisnis ITB pada 2008. Andi pun kemudian masuk sebagai karyawan perusahaan multinasional yang diminati banyak anak muda Indonesia, IBM.

Tapi ternyata niat Andi terbilang unik ketika bergabung dengan IBM. Ia bukan ingin mengejar prestise bekerja di perusahaan multinasional. Andi sedari awal bergabung justru ingin 'mencuri' ilmu dari perusahaan yang sudah berdiri sejak 1911 ini, khususnya soal manajemen. Ya, dari kuliah Andi ingin mempunyai usaha sendiri.

Dua tahun Andi bekerja di IBM, ia kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri (resign) dari kantornya tersebut pada 2009. Selepas mengundurkan diri Andi mendirikan lembaga keuangan mikro bernama Amartha Microfinance di daerah Ciseeng, Bogor.

Bukan tanpa alasan Andi memilih daerah tersebut. Di pinggiran Bogor ini banyak masyarakat kelas bawah yang tak tersentuh lembaga keuangan modern yaitu bank.

Selain berbisnis, Andi mempunyai tujuan membantu golongan menengah ke bawah di daerah Ciseeng agar terbebas dari rentenir. Dalam sebuah perjalanan pada 2008 dia melihat rakyat kurang mampu di daerah Ciseeng yang bekerja sebagai petani maupun pedagang kecil banyak yang berutang kepada rentenir yang menerapkan bunga tinggi yang di kemudian hari justru menjadi masalah baru, karena mereka kesulitan untuk melunasi utang kepada rentenir.

Dengan modal tabungannya ia pun memulainya dengan meminjamkan dana lunak kepada lima orang peminjam. Seiring berjalannya waktu Andi pun mulai menemukan titik temu menjalankan usaha lembaga simpan pinjam ini. Berawal dari lima orang tersebut, Amartha sekarang sudah memiliki 5.000 nasabah.

Tapi bukan perkara mudah bagi Andi untuk memulai usaha ini. Pertama, ketika dia mengutarakan kepada keluarga, mereka tidak menyetujui rencana Andi ini.
Menurut keluarganya Andi seolah turun kelas dengan merintis usaha ini. Dari gedung perkantoran elit Jakarta, tiba-tiba dia harus “bergerilya” turun ke sawah atau ke pasar tradisional. Namun, akhirnya dia bisa meyakinkan keluarganya.

Niat dan kerja keras Andi akhirnya berbuah manis kemudian. Bermodal awal Rp 10juta dan hanya memiliki 5 nasabah, sekarang nasabahnya berlipat hingga seribu kali.

Dengan plafon pinjaman pertama Rp 1 juta, terbayang berapa omzet Amartha sekarang. Andi sendiri tak mau membuka berapa omzet total Amartha. Tapi dengan menghitung plafon pinjaman dan jumlah nasabah, jumlahnya pasti sudah mencapai miliaran rupiah.

Saat ini Amartha sudah memiliki lima cabang. Selain di Ciseeng, Amartha memiliki cabang di Tenjo, Jasinga, Bojong Gede dan Kemang. Saat ini Amartha sudah memilii 40 karyawan. Sebuah pencapaian yang luar biasa dilihat dari usia perusahaan yang belum terlalu lama.

Salah satu kunci penting Andi dan Amartha dalam mencapai sukses seperti sekarang ini adalah pemberdayaan komunitas. Sejak awal Amartha menetapkan target nasabah mereka adalah ibu-ibu dan itu masih berlaku sampai sekarang. Selain menetapkan targetnya ibu-ibu, Amartha menetapkan sistem komunitas dalam mengembangkan bisnisnya.

Para nasabah di Amartha tidak diminta untuk mengagunkan barangnya, tapi harus ikut dalam kelompok nasabah. Setiap kelompok terdiri dari 12 ibu-ibu dan dari 12 anggota tersebut dipilih seorang koordinator.

Koordinator tersebut bertugas mengontrol perputaran uang di kelompoknya. Jika ada salah satu anggota kelompok yang saat itu kekurangan biaya untuk membayar pinjaman, anggota lain akan patungan membantu orang tersebut dengan konsekuensi yang mereka tentukan sendiri.
Sistem ini membuat kontrol penyaluran maupun pembayaran kredit lebih kuat. Pengawasan dalam kelompok ini berguna untuk mengedukasi para anggota agar memiliki rasa keterikatan yang kuat, semangat tolong menolong sekaligus rasa tanggung jawab. Bila sebuah kelompok bisa mengembalikan pinjaman tepat waktu secara berkala, maka Amartha siap memberikan pinjaman dengan jumlah lebih besar secara berjenjang.

Cara ini bukan hanya meminimalisir risiko gagal bayar, tapi juga bisa menjadi kampanye word of mouth bagi Amartha. Ketika satu kelompok bisa berjalan dengan baik dan tidak ada masalah dalam kelompok tersebut, maka akan menarik orang lain untuk mengikuti cara ini dan bergabung menjadi nasabah Amartha.

Nilai tambah yang diberikan oleh Amartha adalah edukasi kepada para nasabah. Amartha selalu memberikan konsultasi dan edukasi kepada nasabah. Misalnya mereka meminjam untuk usaha, Amartha akan membantu memberikan solusi uang itu untuk usaha apa.

“Intinya Amartha membuka peluang bagi para ibu-ibu untuk berkreasi dan mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha, tapi terbatas dalam masalah modal dengan sistem pinjaman tanpa jaminan,” ucap Andi.

Kerja keras Andi terbayar sudah saat ini. Bukan hanya jumlah nasabah yang bertambah, bermacam penghargaan pun mereka terima. Ia beberapa kali mendapat penghargaan seperti Finalis Indonesia MDGs Awards, Finalis IPA Social Innovations and Enterpreneurship (Solve) Award, Penerima SATU Indonesia Award, Finalis Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI), Penerima Ashoka Young Change Makers Awards, dan terakhir Muda Berkarya.
 Sumber http://finance.detik.com

 

This entry was posted in ,. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Tinggalkan Komentar