Pada artikel sebelumnya yang
berjudul “Tips Hindari Galau Masa Tua” telah disinggung terdapat
perkembangan kognitif pada usia tua yang bersifat positif. Sebaliknya,
ada juga perkembangan kognitif pada masa tua yang bersifat negatif,
dibentuk pada masa sekarang. Artinya, ada beberapa domain pelemahan
fungsi yang disebabkan oleh bertambahnya umur. Pengayaan-pengayaan
perkembangan kognitif saat usia tua masih akan dipengaruhi oleh
pengayaan perkembangan sebelumnya. Yaitu pada masa remaja dan masa
dewasa.
Bila pada perkembangan masa remaja
dan masa dewasa terjadi hambatan-hambatan perkembangan kognitif, ada
kemungkinan hal itu mempengaruhi pada masa tuanya. Kecuali dalam hidup
individu tersebut terjadi revolusi mendasar dari keseluruhan konsep
hidupnya. Kegagalan perkembangan kognitif usia tua ditandai pada
kegagalan penyesuaian diri pada tataran kehidupan meliputi:
1. Terdapat indikasi ketegangan emosional
individu. 2. Pola tingkah laku menunjukkan mekanisme psikologis. 3.
Kecenderungan individu mengarah pada prustasi dalam menghadapi
permasalahan yang ada. 4. Tidak mampu mengadaptasi diri dalam realitas
hidup. 5. Tidak menghargai pengalaman dan pengetahuan. 6. Bersikap tidak
realistik dan bersifat subjektif.
Mengingat dimensi sisi-sisi
kognitif itu tergabung dalam fusi: pengertian, pemahaman, aplikasi,
evaluasi dan keterkinian lingkup individu yang inhern, maka
imbasnya adalah pada pola hidup; akan jauh dari harapan atas efek
kognitif yang ada pada individu. Padahal kognitif seharusnya mampu
mendorong pemaknaan lebih konteks kehidupannya. Maka kompleksitas hidup
sisi kognitif memang tidak dapat dipisahkan dengan dimensi afektif dan
psikomotorik. Zaman modern banyak tempat kreatif yang dapat
dimanfaatkan terapi memperlambat kematian itu.
Sinergi aplikasi ketiga ranah di
atas bagian dari adaptasi hidup. Ketidakmampuan atas adaptasi hidup itu
menjadikan individu jatuh dalam lembah keterpurukan mentalitas
psikologis dan adaptasinya dengan kondisi realitas sosialnya. Muaranya,
apa yang disebut ketidakberdayaan menghadapi kenyataan hidup. Kegagalan
individu yang demikian, akan banyak melemahkan fisik dan psikhisnya,
bahkan semakin menenggelamkan perkembangan kognitif sekaligus keduanya.
Di mana seharusnya masih ada ruang terhadap perkembangan ketiga ranah
dimaksud.
Bila kondisi akut pada ketiga ranah itu telah sampai pada ambang batas, menurut Lewin, maka dinamika yang berbentuk energy, tension, need, valence dan vector
— tidak akan menempatkan fungsinya sebagai reaktor dinamika hidup yang
lebih utuh. Ia akan terlarut dalam alur menipisnya fungsi keseimbangan
tata fisik, psikis dan fisiologis sebagai dasar perkembangan kognitif,
afektif, dan psikomotorik secara keseluruhan.
Kegamangan individu dalam proses
perkembangan kognitif utamanya dan perkembangan dua lainnya, sekali
lagi, merupakan penyebab minimnya rekaman kerangka-kerangka apersepsi
atau identifikasi berbagai arus hidup masa tua yang dihadapinya.
Kemudian menjelma dalam berbagai realitas kegagalan dan ketidakberdayaan
dalam menghadapi umur yang tersisa itu yang seharusnya diliputi dengan
berbagai kebahagiaan dengan apa yang telah diusahakan.
Masa tua idealnya sebagai masa
restan yang dipenuhi dengan suasana kebanggaan dan rasa kebahagiaan.
Untuk itu pada masa kekinian banyak lembaga, majelis, dan maiyah (lingkaran) yang difungsikan sebagai charge of community
bertujuan untuk berbagai pengayaan bagi usia tua, disamping memberikan
ruang untuk komunikasi bagi mereka yang dapat membangun suasana
kegembiraan bersama sehingga dapat memperpanjang umur dan kemanfaatan
lebih dalam sisa-sisa hidupnya. Radhiyallah. Wallahu a’lam. Imam
Muhayat, Bali, 25 Agustus 2014.
Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2014/08/25/awas-resah-usia-tua-dekatkan-alam-kubur-670472.html
Gambar : Google